Jumat, 26 Juli 2013
Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja
Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk
Baja.
Apa makna dari pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika
palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah,
dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka
kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau
sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah
lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. “Mental
baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah
dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.
Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu
menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi
lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna
setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang
menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik
untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah
hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat
palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya
jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan
menghancurkan kita.
Jumat, 19 Juli 2013
Yang Mana Pensilmu?
Perhatikan jenis pensil Anda, termasuk pensil HB, 2B, 4B, atau 6B. Tahukah Anda, apa perbedaan jenis tersebut ? Untuk mengetahuinya, tuliskan nama Anda pada secarik kertas menggunakan pensil yang berbeda jenisnya. Adakah perbedaannya ?
Campuran karbon dan lempung merupakan bagian berwarna hitam yang terletak di bagian tengah sebatang pensil. Kadar karbon dan lempung dalam campuran ini sangat memengaruhi intensitas warna dan tingkat kekerasan mata pensil. Kadar karbon yang tinggi menghasilkan mata pensil yang lunak dan tulisan yang hitam. Dan sebaliknya, kadar lempung yang tinggi menyebabkan mata pensil keras dan tulisan yang dihasilkan pun kurang hitam.
Kode B (black) pada pensil menunjukkan pensil tersebut mengandung karbon lebih banyak dibandingkan lempungnya. Adapun H (Hard) menunjukkan kadar lempung lebih banyak daripada karbon. Pensil dengan kode HB, berarti kandungan karbonnya seimbang dengan kadar lempung. Pensil 2B, 4B, dan 6B, berturut-turut menunjukkan kandungan karbon yang semakin meningkat.
Rabu, 17 Juli 2013
Udara dan Air
Udara dan air yang berada pada suhu yang sama, misalnya 250C,
tidak akan terasa sama. Seseorang merasakan perbedaan ini ketika melompat dari
udara yang bersuhu 250C ke kolam renang yang bersuhu 250C.
Mengapa berbeda?
penjelasan
Meskipun udara dan air merupakan konduktor termal yang buruk,
tetapi air masih merupakan konduktor yang jauh lebih baik dari udara. Perpindahan
udara panas yang lebih cepat dari badanmu ke dalam air di kolam renang membuat
air terasa lebih dingin.
Kamis, 11 Juli 2013
Menghilangkan kelembapan
Mendinginkan udara sebuah ruangan dengan AC harus disertai
juga dengan penghilang kelembapan, mengapa?
penjelasan
Ketika udara panas didinginkan, butiran-butiran air sangat
kecil akan terbentuk dari uap air. Pada temperatur yang lebih rendah akan
terjadi lebih banyak benturan lambat antara moleku-moleku air, sehingga banyak yang bergabung menjadi butiran air . udara
lembab yang dingin tak senyaman udara dingin yang lebih kering, sehingg
penghilangan kelembapan sangat penting.
thanks for mad about physic
Rabu, 03 Juli 2013
Sepatu Lari Yang Baik
Beragam sepatu lari telah tersedia selama sembilas tahun
terakhir. Beberapa sepatu dilengkapi dengan kantung-kantung udara dan
irisan-irisan busa dan sebagian sepatu tidak menggunakan lidah. Apakah ebanyakan
sepatu yang tersedia saat ini hanya menawarkan bentuk ataukah ada beberapa
konsep biofisika yang nyata?
Penjelasan
Pelari membutuhkan sepatu yang baik untuk memperoleh
kenyamanan yang maksimal dan hasil lari yang lebih baik. Sepatu lari yang baik
memenuhi dua fungsi utama: yaitu menghasilkan gesekan dengan tanah untuk
mencegah terpeleset ke depan atau ke belakang, dan menambah gaya pegas pada
sepatu yang secara ideal berperan sebagai perpanjangan tendon Achiles. Ganngguan yang
menyebabkan salah satu dari kedua fungsi ini tidak berjalan sebagai mestinya
berarti sebagian energi si pelari tidak bisa menggerakkan kaki dan tubuhnya
seperti yang dikehendaki, atau dalam bahasa sehari-harinya, sebagai energi terbuang
percuma.
Ketika kaki depan menyentuh tanah, sepatu yang baik tidak
hanya mengalami kompresi selama selang waktu yang diinginkan, tetapi juga bisa
meregang kembali kebentuk semula dalam selang waktu pemulihan kembali yang
diinginkan. Waktu, banyanya kompresi, dan lokasi kompresi merupakan tiga
parameter penting yang mempersulit pembuatan rancangan sepatu. Misalnya,
perbedaan jarak perlombaan lari membutuhkan perubahan khusus. Seorang pelari
jarak pendek kebanyakan berlari pada bola kakinya, sehingga lebih banyak
bantalan yang dibutuhkan dibola kaki dari pada di tumit atau di tengah kaki. Pelari
jarak menengah berlari menggunakan bagian pertengahan sampai jari kaki (atau
berlari menggunakan tumit sampai ujung jari yang kurang efisien), yang
membutuhkan lebih banyak gaya pegas dari tumit sampai bagian tengah kaki. Rancangan
sepatu telah diperbaiki tetapi tetap saja terbuka peluang perbaikan.
Olympus Editor. “Running Shoes.” Newsweek (July 27,1992): 58
Selasa, 02 Juli 2013
Kutu meloncat
Kutu bisa meloncat sampai ketinggian 33 cm – lebih dari 1
kaki, atau seratus kali panjangnya sendiri! – dengan membangun percapatan 140
g. Jika seseorang bisa melakukan hal yang sama sebanding dengan tinggi tubuhnya,
orang tersebut bisa melompat setinggi gedung berlantai 50. Mengapa kita tidak
bisa?
Penjelasan
Manusia tidak bisa meloncat berkali-kali lipat dari tingginya
sendiri karena kekuatan otot kaki manusia tidak bisa menghasilkan kekuatan awal
yang cukup besar ke arah atas. Ketinggian loncatan h = F s / m g, dimana F adalah
gaya rata-rata terhadap tanah yang dibutuhkan oleh suatu makhluk hidup dalam
posisi meringkuk untuk menaikkan pusat gravitasinya sejauh s sebelum
meninggakan tanah. Di sini m adalah massa makhluk hidup dan g adalah percepatan
gravitasi di permukaan bumi. Dengan kata lain, gaya awal yang dilakukan ( F s )
untuk menghasilkan kecepatan awal ke atas diubah energi potensial ( m g h ).
Sekarang baru kita mengerti mengapa hewan-hewan kecil bisa
meloncat begitu tinggi. Asumsikan bahwa kekuatan seekor hewan, yaitu F,
sebanding dengan luas potongan melitang ototnya. Maka F sebanding dengan L2,
di mana L adalah ukuran linier
hewan. Oleh sebab itu percapatan F/m sebanding dengan L2/L3
= 1/L. Karena s sebanding dengan L, maka ketinggian h tidak tergantung pada
ukuran hewan. Maka seekor kutu yang membesar seukuran manusia pun tidak bisa
meloncat setinggi beberapa kaki dari tanah.
Benarkah kutu itu bisa melakukannya? Seekor kutu
raksasa akan jatuh karena berat badannya sendiri, yang tentunya akan ribuan
kali lebih besar. Sedangkan penampang litang otot dan kerangkanya hanya akan
membesar ratusan kali. Kelihatannya para penulis buku fiksi ilmiah lupa
mengenai masalah ini ketika meraka mencoba menakuti kita dengan serangga
raksasa.
thanks for mad about physic
Langganan:
Postingan (Atom)