Plastik pada dasarnya mempunyai waktu hidup yang tak terbatas. tidak ada
di alam ini yang dapat memunahkannya. Jika kamu mengubur piring
plastik, mangkuk styrofoam, atau popok sekali pakai di tempat pembuangan
sampah dan menggalinya sepuluh tahun kemudian, tetap tidak akan ada
perubahan. Bahkan kamu dapat menggalinya seratus tahun kemudian dan
hasilnya akan tetap sama. Sampah yang mengandung plastik akan tetap ada
bersama kita dalam waktu yang lama.
Beberapa plastik dapat terbakar sebagai bahan bakar karena mempunyai
kandungan panas yang tinggi, namun plastik sering menghasilkan gas
bercun atau korosif. Masyarakat dapat mengurangi ketergantungan terhadap
plastik sampai pada tingkat tertentu. Penggunaan kotak hamburger dari
kardus dan bahan pengepakan barang kiriman dari selulosa bukan dari
styrofoam membantu, tetapi jawaban terbaik sampai saat ini adalah proses
daur ulang.
Polomer termoplastik dapat dilelehkan dan dibentuk ulang. Tetapi untuk
melakukan ini, plastik harus dipisahkan menjadi berbagai komponennya.
Sebagian besar wadah plastik mempunyai simbol di bagian bawahnya yang
menunjukkan jenis plastik apakah yang digunakan untuk membuat wadah
tersebut.
Para pendaur ulang dapat menggunakan simbol ini untuk
memisahkan plastik menjadi berbagai kategori untuk memudahkan daur
ulang.
1. PET (polietilena tereftalat)
2. HDPE (polietilena densitas tinggi)
3. PVC (polivinil klorida)
4. LDPE (polietilena densitas rendah)
5. PP (polipropilena)
6. PS (polisterena)
7. Lain - lain
Botol PET dan botol susu HDPR mungkin merupakan plastik yang paling
sering didaur ulang. tetapi masalah utamanya bukan pada kimia yang
terlibat pada proses daur ulang. Masalah utamanya adalah mendorong
setiap orang, keluarga, dan dunia usaha untuk mendaur ulang dan
mengembangkan suatu cara yang mudah untuk mengumpulkan dan
mengelompokkan plastik untuk disaur ulang. Polimer ini terlalu berharga
sebagai sumber yang hanya dipendam di tempat pembuangan sampah.
thanks to : Kimia for Dummies
0 komentar:
Posting Komentar